Wednesday, February 25, 2009

Pseudostatic slope stability analysis (1). Do not rely on it. Why?

Jaman baheula (pre-1980-an), sewaktu pengetahuan tentang perilaku tanah pada saat mengalami beban dinamik belum banyak dimengerti, para praktisi geoteknik biasanya melkukan analisa psedu-statik utk mengakses stabilitas suatu dam atau slopes dalam kondisi beban gempa. Yang diperlukan adalah seismic coefficient (kh), yang kadang2 diambil sesuai dengan Peak ground Acceleration (PGA) yang berlaku di site tersebut atau menggunakan kh dengan besaran tertentu sesuai peraturan yg ada di masing2 negara. Misalnya di Kanada (Bersemisnoi Dam), mereka memakai kh=0.1 dengan target factor keamanan (FK)1.25. Di Chile (Paloma dam), kh=0.12 to 0.2 dengan target FK=1.1 1.25.
Dalam salah satu papernya yg klasik, Seed (1979) menyarankan utk menggunakan kh=0.1 utk gempa dengan magnitude Mw=6.5 dan 0.15 utk gempa dengan Mw=8.25, dengan target FK=1.15. Tapi beliau menambahkan bahwa rekomendasi tsb biasanya "cukup". Beliau menyadari bahwa secara prinsip, menggunakan metoda pseudo-static untuk mengakses stabilitas suatu bendung pada saat menerima beban gempa, tidaklah realtistis. Karena beban gempa sifatnya transient atau sementara dan juga bolak-balik. Sifat2 tanah pada saat menerima beban gempa juga macam2, tergantung dari tipenya. Ada yang tahan goyangan (gak tahu bias tahan goyang Inul atau tidak..:-)..), ada yg digoyang sedikit saja langsung luluh lantak, kehilangan kekuatan ataupun kekakuannya.
Jadi gimana neh? Do not rely on pseudo-static analysis on assessing seismic stability of your dams or slopes or any geotechnical structures.
Cara yang benar bagaimana? Tunggu email berikutnya…hehe..:-)..
Salam sejahtera,
Haje.
Ref:
Seed, H.B. (1979)"Consideration in he earthquake resistant design of earth and rockfill dams," Geotechnique, 29, 215-263.

No comments:

Post a Comment